[ Harus Baca ] 2 Presiden Yang Tidak Di Anggap Dan Banyak Yang Tidak Tahu !


B-erita.com - Sering kita mendengar atau membaca petuah bijak " Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarah ". Tapi kini Paradigma itu bergeser menjadi " Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah merekayasa  sejarah ".

Namun inilah 2 presiden yang selama tidak di anggap atau yang tidak kita ketahui  :

1. Sjafruddin Prawiranegara



Sjafruddin Prawiranegara adalah salah satu mentri dikabinet era presiden soekarno. Ia menjabat sebagai mentri kemakmuran. Ketika belanda melakukan agresi militer II, dibantu dengan para sekutunya pada tahu 1948, belanda berhasil menguasai ibu kota Indonesia yang saat itu dialihkan ke Yogyakarta. Dalam serangan itu belanda berhasil menangkap dan menahan presiden Soekarno, Bung Hatta dan beberapa tokoh penting Indonesia lainnya. Selanjutnya para tokoh tersebut dibuang ke pengasingan di Pulau Bangka, Propinsi Bangka Belitung (sekarang)

Berita tertangkapnya presiden, wakil presiden dan para tokoh penting Indonesia segera menyebar ke seluruh wilayah Indonesia. Kekosongan kekuasaan ini membuat Sjafruddin Prawiranegara mengusulkan, untuk dibentuk pemerintahan darurat. Pemerintahan darurat ini bertujuan untuk mengisi kekosongan pemerintahan karena presiden dan wakil presiden saat itu ditangkap oleh Belanda dan diasingkan ke pulau Bangka.
Pada tahun 1948 usul pembentukan Pemerintahan darurat dibahas dalam sebuah rapat di kota Bukit Tinggi Sumatera Barat. Usul ini disetujui oleh Guburnur wilayah Sumatera yang saat itu dijabat oleh Mr. T.M. Hasan yang mana keputusan ini dibuat demi menyelamatkan Republik Indonesia yang berada dalam bahaya, karena kekosongan kepala pemerintahan.

Akhirnya 22 Desember 1948, Pemerintahan Darurat RI resmi dibentuk dimana Sjafruddin duduk sebagai ketua/presiden merangkap Menteri Pertahanan, Penerangan, dan Menteri Luar Negeri.
Dalam menjalankan pemerintahan darurat RI Mr. Sjafruddin Prawiranegara dibantu beberapa tokoh seperti, Mr. S.M. Rasjid, Mr. Lukman Hakim, Ir. Mananti Sitompul, Ir. Indracahya, Marjono Danubroto Mr. dan T.M. Hasan. Sedangkan posisi Jenderal Sudirman tetap sebagai Panglima Besar Angkatan Perang.

Menurut catatan sejarah, sebelum pembentukan Pemerintahan darurat RI telah mengirim telegram ke Bukit Tinggi yang berbunyi, “Kami, Presiden Republik Indonesia memberitakan bahwa pada hari Minggu tanggal 19 Desember 1948 jam 6 pagi Belanda telah mulai serangan atas Ibu Kota Jogjakarta. Jika dalam keadaan pemerintah tidak dapat menjalankan kewajibannya lagi, kami menguasakan kepada Mr. Sjafruddin Prawiranegara, Menteri Kemakmuran RI untuk membentuk Pemerintahan Darurat di Sumatra”.

Namun sampai Pemerintahan Darurat terbentuk telegram tersebut tidak pernah sampai ke Bukit Tinggi. Pada tanggal 13 Juli 1949, setelah lebih kurang 8 bulan masa pemerintahan pemerintahan darurat RI, Sjafruddin Prawiranegara menyerahkan kembali mandatnya kepada Presiden Soekarno di Yogyakarta. Dengan demikian, berakhirlah masa pemerintahan darurat RI.

2. Mr. Assaat


Mr Assaat adalah pemegang jabatan sementara RI pada masa setelah perjanjian konfrensi Meja Bundar pada tahun 1949.
Dimana seperti yang mungkin sama-sama kita ketahui.

setelah ditandatanganinya Perjanjian Konfersi Meja Bundar, pemerintah Belanda menyerahkan seluruh kedaulatan Indonesia dalam sebuah naungan yang bernama Republik Indonesia Serikat (RIS).

Dalam RIS, Indonesia dibagi menjadi 16 negara bagian, antara lain seperti Republik Indonesia Serikat (RIS) terdiri beberapa negara bagian, yaitu:

Negara Republik Indonesia (RI)
Negara Indonesia Timur
Negara Pasundan, termasuk Distrik Federal Jakarta
Negara Jawa Timur
Negara Madura
Negara Sumatera Timur
Negara Sumatera Selatan
Di samping itu, ada juga wilayah yang berdiri sendiri (otonom) dan tak tergabung dalam federasi, yaitu:
Jawa Tengah
Kalimantan Barat (Daerah Istimewa)
Dayak Besar
Daerah Banjar
Kalimantan Tenggara
Kalimantan Timur (tidak temasuk bekas wilayah Kesultanan Pasir)
Bangka
Belitung
Riau

Dalam perjanjian KMB, Soekarno dan Bung Hatta, ditetapkan sebagai Presiden dan Perdana Menteri RIS. Sementara Mr Assaat memengang Jabatan sebagai Presiden RI.
Namun RIS tidak bertahan lama. RIS yang hakikatnya berbentuk federal itu tidak disenangi oleh sebagian besar rakyat Indonesia, karena sistem dianggap hanya menimbulkan perpecahan, dan juga dianggap sebagai tipu muslihat Belanda untuk kembali menghancurkan NKRI. RIS juga dianggap tidak sesuai dengan kepribadian dan tidak sesuai dengan cita-cita proklamasi kemerdekaan Indonesia. Hal tersebut mendorong keinginan untuk kembali ke negara kesatuan. Tidak sampai setahun, tepatnya pada tanggal 15 Agustus 1950, RIS kembali melebur menjadi NKRI, dan jabatan Mr Assaat sebagai Presiden RI,diserahkan kembali kepada bung Karno dan Bung Hatta, setelah ia memanggu jabatan selama lebih kurang Sembilan bulan.

Berarti, jika kita urutkan sebenarnya, Presiden RI adalah sebagai berikut: Soekarno oleh Sjafruddin Prawiranegara, Mr Assaat, Soeharto, B.J. Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, dan Susilo Bambang Yudhoyono.


Mudah-mudahan artikel ini berguna sebagai bahan penambah wawasan sejarah kita. . . :-)


Silakan Copy Artikel yang ada di sini, tapi cantumkan sumbernya

0 Response to "[ Harus Baca ] 2 Presiden Yang Tidak Di Anggap Dan Banyak Yang Tidak Tahu !"

Posting Komentar